Minggu, 28 November 2010

Kualitas Pencari Kerja Masih Diragukan

SUDAH menjadi fenomena di negeri ini, setiap digelar seleksi masuk calon pegawai negeri sipil, pencari kerja dipastikan berbondong-bondong mendaftarkan diri. Seperti yang digelar pada Rabu (24/11), sebanyak 4,5 juta pencari kerja ikut seleksi memperebutkan sekitar 204.000 lowongan di berbagai instansi pemerintah. Artinya, dari setiap 22 peserta, hanya satu orang yang diterima.

Sebenarnya bukan hanya menjadi pegawai negeri sipil (PNS) yang diserbu pencari kerja, tetapi juga bursa kerja yang digelar perusahaan di beberapa kota. Bursa kerja biasanya tidak hanya membuka lowongan di dalam negeri, tetapi juga mengisi peluang kerja di luar negeri. Membeludaknya pencari kerja pada setiap kegiatan berkaitan dengan peluang kerja tidak bisa dimungkiri. Sebab, saat ini tercatat ada 40 juta penganggur dan 10 juta jiwa di antaranya berstatus penganggur terbuka. Artinya, sama sekali tidak memiliki pekerjaan atau usaha mandiri.

Angka pengangguran itu pun terus menggunung karena, menurut perkiraan, rata-rata ada 2,5 juta orang setiap tahun masuk ke pasar kerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari angkatan kerja tersebut, hanya 1,5 juta orang yang mendapat pekerjaan.

Sebenarnya lowongan kerja tersedia setiap saat. Ini tercermin dari hampir setiap hari media cetak terbitan lokal memuat sedikitnya puluhan iklan lowongan kerja. Pencari kerja pun rajin memanfaatkan iklan tersebut untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya. "Sudah ada 30 kali saya mengirim lamaran kerja ke berbagai perusahaan yang memasang iklan di surat kabar, tetapi tetap saja keinginan bisa bekerja kandas di tengah jalan. Beberapa kali saya sempat ikut seleksi, setelah itu tidak ada panggilan lagi," kata Julaedi (35), sarjana pertanian lulusan sebuah universitas negeri di Indonesia bagian timur itu.

Pengamalan serupa mungkin dialami pencari kerja pada umumnya sehingga mengirim lamaran kerja melalui surat- menyurat tidak lagi menjadi pilihan. Pencari kerja cenderung menunggu penyelenggaraan bursa kerja di berbagai kota dengan alasan bisa langsung mengetahui perusahaan yang mencari karyawan. "Saya sudah kapok mengirim lamaran kerja melalui kantor pos karena tidak pernah ada panggilan," kata Melda (28), sarjana lulusan sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, yang sudah dua tahun menganggur.

Menurut Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri Depnakertrans Kirnadi, dari hasil beberapa kali kegiatan bursa kerja, pencari kerja umumnya tak bisa memenuhi kualifikasi untuk mengisi lowongan. Jadi, dari setiap 10 pencari kerja yang memperebutkan tiga lowongan, hanya dua lowongan yang terisi.

Artinya, kualitas dan keterampilan pencari kerja masih relatif rendah. Tak jarang beberapa perusahaan sama sekali tidak mendapat calon karyawan baru karena semua pelamar tidak memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan. Ada perusahaan otomotif di luar negeri butuh 250 pegawai dan menjaring lewat bursa kerja, ternyata seorang calon pun tak lolos.

Jadi, bukan lowongan yang nihil, tetapi perusahaan memang lebih selektif menjaring calon karyawan. Penyedia kerja bahkan cenderung menerima yang berpengalaman di bidangnya. Kalau sudah begini, angka pengangguran makin sulit ditekan.

Temukan semuanya di Kerja Lowongan, Loker 
Bookmark and Share


Tidak ada komentar:

Posting Komentar